Kearifan Lokal Dalam Tradisi Kirim Mbok Dewi Sri


www.serikatperanirembang.com - "Kalo masyarkat kami, yang jelas tidak kenal bahasa Ekologi mas. Intinya ya ngirim bok Dewi Sri ( unine ngirim tandur) karna budaya temurunny dulu di ambil dari cerita pewayangn dgn lakon (  temurune wahyu bok Srikanti n Sridono) panjang banget sy hrs buka buku ny🙏🏼," ulas Dargo Ronggo petani asal Pati Jawa Tengah dalam group Rembug Petani Rembang.

Ulasan tersebut merupakan penjelasan dari foto yang di posting di group petani. Tampak foto adalah suasana di sawah, tepatnya di atas pematang sawah, diantara tumbuhan padi nan hijau, terdapat ragam makanan, katakan mirip sesaji. Tak lama kemudian, beberapa anggota group bertanya, dan ada pula yang menanggapinya.

"Ini memang tidak tercatat oleh mbah Buyut kita," tulis Sutriyono, petani asal Banyumas Jawa Tengah.

Mungkin karena tindakan tradisi ini berlangsung di mana saja, Heriyanto, Petani dari Sleman Yogyakarta juga menaggapinya bahwa tradisi tersebut adalah bagian dari tindakan bersukur demi Dewi Sri yang berwujud terbentuknya ekologi dan ekosistem. Hal senada juga dipaparkan Mahmudi, Ketua Group WA Rembug Petani Rembang.

"Terus judule niku, 'Tradisi syukuran Sawah demi Ekologi" atau Syukuran demi Dewi Sri Kang???'," kroscek dengan nada bersilang tanya.

Sembari berbagi informasi dan istilah tindakan membawa aneka jajanan dan makanan di tengah sawah, tak lama kemudian ulasan panjang Sutriyono diposting.

"Mau sy coba jabarkan sebatas kemampuan sy.... Disitu ada nasi... Fungsinya untuk menangkap semua jenis jamur/ mikroba bisa ber warna putih, hijau, kuning, merah, hitam. Itu adalah lelembut yg bermanfaat di dlm tanah. Disitu ada pisang matang.... Adalah sumber kalium  dari buah dan sbg makanan mikroba juga, disitu ada bunga mawar... Adalah dg aromanya bisa untuk mengusir opt jenis serangga, disitu ada pace/mengkudu.. Fungsinya untuk menekan bakteri yg merugikan,  disitu ada tebu  adalah bahan gula/sukrosa.. Yg bisa memberikehidupan terhadap mikroba yg ada... Setelah semua bhn tsb  membusuk... Dan terbawa oleh aliran air shg tuh tsb menjadi subur dan ekologi seimbang.... Itu jaman dulu... Tapi klo sekarang secara umum???????? 🙏," tulis Sutriyono dalam group wa Rembug Petani Rembang.

Tak lama kemudian ulasan Sutriyono ditanggapi Dargo Ronggo. "Munkin scar ilmiah akdmis ny bgitu mas.... Tp pengertian wrga kami selain mnerima fungsi dari isi ubo rampe jg beradaptsi dgn ramah pd linkungn setempt 🙏🏼," tulis di group WA.

"Klo sekarang ada MOL NASI, MOL BUAH, PESTISIDA NABATI, FUNGISIDA NABATI DLL," tambah Sutriyono.

Terlepas apa makna sebenarnya dari tindakan tersebut di atas. Yang jelas, setiap masyarakat masih melangsungkan tindakan Ngirim bok Dewi Sri, atau dengan istilah lainnya yaitu tradisi Syukuran Sawah demi Ekologi, hingga Syukuran Demi Dewi Sri. Dan dibalik itu, yang terpenting adalah adanya kearifan lokal yang dapat digunakan untuk jembatan awal dalam mengingat kembali sistem pertanian kita yang ramah lingkungan. (Admin SPI Rembang, 2019)
Share:

Entri yang Diunggulkan

Pasar Kramat Desa Nglojo Segera Launching

www.serikatpetanirembang.com - Pasar kramat Nglojo merupakan suatu pasar wisata tradisional yang mempunyai konsep mengangkat tema ...

Berita Pertanian

Total Pageviews

Arsip Blog

Label

Arsip Blog

Gallery Pertanian

Dokumentasi Berita